Sunday, September 16, 2012

Misscall

It's has been 2 days we discuss this problem. Semua berawal dari sebuah misscall dari seseorang, yang membuat berang istriku. Dan apa yang istriku lakukan membuat berang diriku. So it's like some domino effect to our life, and sound like thunder in the middle of the night to my life.

We are not having a fight, but more likely having discuss with some hard and deadly stuff.
"mama, aku ga bisa hidup dengan kamu jika terus menerus spt ini" dia hanya terdiam tak bicara sepatah katapun.
"kamu mencaci maki seseorang dari masa laluku tanpa membicarakannya dulu denganku, lalu apa arti diriku jika keputusanmu melangkahi aku sebagai orang yang dipercaya sebagai kepala rumah tangga"
"tapi dia yang memancing keributan terlebih dahulu, mau apa coba dia pake misscall suami orang... Hari Sabtu pula, dia tau kan kalo laki guwe sabtu ada di rumah, maksudnya apa coba"
"tapi itu bukan pembenaran untuk mencaci dia, knp kamu bilang hanya mengatakan 'elo' tapi setelah aq paksa kamu baru bilang bahwa kamu ngatain dia dgn kata2 yg tidak baik?"
"karena dia memang perempuan tidak baik!!!"
"emang kalo ada perempuan yg nelp gw identik dengan perempuan tidak baik?"
"berapa kali kamu mengambil keputusan tanpa dibicarakan dgnku dan berakhir dengan masalah? Dan ujung-ujungnya aku juga yang harus menyelesaikan masalah kamu?"
Dia diam sesaat, lalu pembicaraanpun terus berlanjut hingga hari itu kita habiskan untuk membahas sesuatu yg meyulut lagi perpisahan yg notabene sedang aku perjuangkan untuk tidak sampai terjadi.

-o0o-

"kamu pernah berkata, jika aq menikahi dia maka kamu akan mundur"
"iya..." jawabnya
"ya sudah, kenapa ga dari sekarang aja kamu mundur?"
"aq kan bilang kalo bapak menikahi dia..."
"terserah guwe dong, mau menikahi siapapun... Yang penting kita selesaikan dulu urusan kita hingga tuntas. Lagipula aku lebih nyaman sendiri dibanding hidup seperti sekarang, aku sudah tidak percaya dgn pernikahan"
Kini dia yang terdiam, terbaring dikasur seraya memeluk bantal.

"aku tidak berminat untuk menikah lagi mama, aku ingin hidup sendiri..."
"emang bapak kira hidup sendiri itu enak?"
"tidak... Sampai kapanpun dan siapapun akan bilang tidak enak, tapi setidaknya hidup sendiri bagiku lebih baik daripada hidup bersama kamu ma..."

Perlahan airmata meleleh diantara kelopak matanya. Unpleasant wekend for me, so this sunday morning I burn my fat with some hard exercise. Push up, sit up, running etc... Just to throw away some negative energy from my body.

I'm so damn tired, fisik dan mental... Dan baru saja aku kembali membahas itu dengan dia. Perpisahan sudah menjadi wacana yang ada di kepala kita berdua, bukan karena saling membenci satu sama lain tapi karena saling mencinta yang terlalu hingga membuat suasana tidak nyaman bagi kita berdua.

Haruskah aku memohon untuk bisa lepas dari hubungan ini? Aku tidak pernah memohon sebelumnya pada siapapun.

Jika Tuhan selalu memberikan apa yang hambanya butuhkan, satu kali ini saja aku mohon pada Tuhan agar memberikan aku, sebagai hambanya apa yang aku inginkan...

No comments:

Post a Comment