Leaving the phone, gadget, and such a thing called device away. It's now just me and her, laying down on bed hugging each other without saying any thing.
I started conversation, "ma, kenapa kau bertahan hidup denganku hingga 8 tahun?"
"iiih, bapak koq tanya itu lagi..." seolah dia malas untuk membahasnya.
"penasaran aja, padahal guwe kan egois, pervert, pemarah, ga sabaran etc" kataku, dia terdiam sejenak
"ganteng... Enggak"
"mapan... Okelah" tapi dengan cepat dia menanggapi
"gak juga lah... Lha wong masih suka kas bon" ujarnya
"hmm, setia..."
"emmhh... Diragukan sih"
"oh gitu ya xixixi..."
"terus apa dong?"
Dia lalu berkata...
"karena bapak bertanggung jawab..." katanya seraya mempererat pelukannya.
"you know what, every time I'm going mad I leave you with no mercy"
"yeah but you always come back to us"
"yeah, itu karena ga ada aja cewek yang mau menampung guwe, alias ga ada alternatif. Jadi balik lagi deh hahaha" dia menggerutu lalu mencubit pinggangku.
"aww, aq becanda sayang... Tapi emang aq sebegitu bertanggung jawabnya ya?"
"yes, you always give your support 110% for us"
Kini sebaliknya aq yang terdiam, jika memang begitu lalu bagaimana denganku? Apa yang membuatku bertahan dengannya? Tidak ada... Malah beberapa kali aku menawarkan paket perpisahan mulai dari yang paling tidak menyakitkan hingga ke yang paling tragis sekalipun. Jadi? Apa yang membuatku tidak dapat hidup dengannya?
No comments:
Post a Comment